Digitalisasi Ekosistem Rantai Pasok Farmasi

Meskipun telah banyak pembahasan mengenai bagaimana teknologi merevolusi penemuan obat dan akses pasien terhadap pengobatan, rantai pasok farmasi—yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara keduanya—juga mengalami transformasi teknologi yang pesat. Perubahan ini diharapkan dapat merevolusi distribusi pengobatan dan vaksin penyelamat nyawa ke populasi yang lebih luas.

Kemajuan teknologi dalam ekosistem ini menciptakan metode yang lebih efisien, andal, dan cepat dalam mengembangkan, memproduksi, mengemas, dan menyimpan obat bagi pasien. Di seluruh industri, digitalisasi manajemen rantai pasok didorong oleh tren utama dan kebutuhan pasar baru, yang semakin meningkatkan kompleksitas serta nilai ekosistem rantai pasok.

Salah satu contohnya adalah meningkatnya penggunaan terapi inovatif seperti biologis dan vaksin, termasuk vaksin Covid-19, yang memerlukan bahan khusus serta kondisi suhu tertentu untuk pengemasan dan transportasi. Arah masa depan pengobatan semakin berfokus pada penyakit tertentu, seperti kanker paru-paru atau kanker payudara, menghasilkan obat-obatan yang lebih spesifik untuk setiap segmen.

Akibatnya, produksi obat dalam jumlah besar semakin berkurang, sementara investasi dalam manufaktur steril untuk terapi biologis yang lebih terarah semakin meningkat. Pandemi Covid-19 juga telah mendorong peningkatan aktivitas uji klinis, dengan pergeseran menuju uji klinis virtual.

Pendekatan ini menghemat biaya dan waktu dengan menghilangkan kebutuhan untuk mencari pasien dengan penyakit spesifik yang sedang diteliti. Selain itu, meningkatnya penggunaan perangkat wearable dan teknologi canggih lainnya, yang mampu melakukan fungsi seperti pembacaan telemetri dan pengingat minum obat pada waktu tertentu, semakin mempercepat transisi menuju pendekatan virtual, yang bertujuan untuk mempercepat pengiriman pengobatan kepada pasien.

Seiring dengan munculnya inovasi baru, perusahaan di industri ini tidak hanya harus mengikuti revolusi rantai pasok berbasis teknologi, tetapi juga harus berada di garis depan perubahan tersebut. Memiliki pola pikir visioner, menerima cara berpikir baru, serta terus beradaptasi sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasien. Tantangan-tantangan yang muncul seharusnya menjadi pendorong inovasi, bukan penghalang, sehingga memberikan motivasi baru dalam mencapai tujuan industri farmasi di masa depan.

Referensi

Hull, W. (2022, January 27). Digitizing The Pharma Supply Chain Ecosystem. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/sites/forbestechcouncil/2022/01/27/digitizing-the-pharma-supply-chain-ecosystem/?sh=2600456c315d

Writer, S. (2019, March 07). The Digital Transformation of the Pharmaceutical Supply Chain. Retrieved from Thomasnet: https://www.thomasnet.com/insights/the-digital-transformation-of-the-pharmaceutical-supply-chain/

Bagikan dengan
jake-nebov-OPjxGV7ubsY-unsplash
Post Sebelum
Post Sebelum
Praktik Manajemen Pergudangan
Tanpa Kategori
Post Berikut
Perkembangan E-Commerce Global dan Indonesia Mengalami Pertumbuhan Pesat Setiap Tahun
Tanpa Kategori
Post Berikut

Related Post

Data Driven Supply Chain For Business Innovation
Perkembangan E-Commerce Global dan Indonesia Mengalami Pertumbuhan Pesat Setiap Tahun
Merevolusi Model Penjualan Bisnis: Perbedaan B2B, B2C, dan D2C